Menguak Tabir Rezeki dengan Asmaul Husna

Bagi umat Islam, tentu tidak asing dengan nama-nama Allah Swt, yang sangat indah dan penuh dengan makna, atau biasa disebut dengan “Asmaul Husna”. Bila dipelajari dan dihayati, ternyata di balik Asmaul Husna (yang jumlahnya ada 99 itu) tersimpan kekuatan maha dahsyat sekaligus banyak limpahan manfaat bagi kehidupan umat manusia, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Dalam hal ini, Rasulullah Saw., pernah bersabda: “Sesungguhnya Allah memiliki 99 nama, seratus kurang satu. Barang siapa menghafalnya (menghimpun, memahami, dan mengamalkannya) maka ia akan masuk surga. Allah maha ganjil dan senantiasa menyenangi yang ganjil” (halaman 12). Dan di antara manfaat serta berkah yang akan diperoleh oleh orang yang mengamalkan Asmaul Husna adalah; ia akan dibukakan pintu rezeki yang halal dengan mudah serta keberlimpahan (halaman 13). Ya, rezeki memang tidak akan datang dengan sendirinya, tetapi harus kita jemput dengan cara ikhtiar (bekerja). Meskipun semua makhluk hidup, khususnya manusia, telah diberi jatah rezeki oleh Allah Swt, tetapi mereka harus berusaha dengan datang menjemputnya. Mereka harus berusaha membuka tabir tersebut guna meraih rezeki yang telah disediakan oleh Allah kepada mereka (halaman 17-19). Selama ini, kita tentu cukup akrab dengan kalimat bijak ini; “Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau hidup selamanya, dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati esok pagi”. Jika direnungkan, memang benar sekali, bila kita mampu menyeimbangkan antara pekerjaan dan beribadah kepada Allah Swt., maka Dia pasti akan mencurahkan rahmat serta kasih sayang-Nya kepada setiap hamba-Nya. Dan, yang perlu digarisbawahi; bahwa rezeki itu tidak melulu soal materi. Rezeki mencakup segala anugerah dan rahmat yang telah diberikan oleh Allah kepada kita, termasuk nikmat kesehatan, kesempurnaan fisik, umur yang panjang, pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan bidang kita, dll (halaman 25). Dalam Al-Quran, Allah telah berjanji bahwa bagi hamba yang senantiasa memperbanyak bersyukur, maka dia akan diberi tambahan nikmat oleh-Nya. Dan sebaliknya, bagi hamba yang gemar mengingkari nikmat Allah, maka bersiaplah untuk menerima azab-Nya yang sangat pedih (halaman 33). Ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mensyukuri beragam nikmat Allah. Seperti; mengucap kalimat hamdalah (alhamdulillah), membantu sesama manusia yang tengah membutuhkan uluran pertolongan, bersedekah, dan lain sebagainya (halaman 34-39). Pada bab terakhir buku bernuansa religius ini akan dipaparkan secara cukup detail tentang khasiat sekaligus manfaat bagi orang-orang yang mau mengamalkan Asmaul Husna. Tanpa mengesampingkan manfaat-manfaat yang lainnya, di antara manfaat dari Asmaul Husna adalah ‘pembuka pintu rezeki’. Dan pintu rezeki tertinggi hanya akan diberikan kepada mereka; orang-orang yang bertakwa. Jika diamalkan dengan baik sesuai sunnah Nabi, maka Asmaul Husna bias menjadi doa untuk menghilangkan setiap kesulitan hidup dengan izin Allah. Baik kesulitan dalam hal meraih rezeki yang halal serta berkecukupan. Akhirnya, dengan membaca dan mengamalkan isi buku ini secara rutin (istiqamah) semoga bisa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Swt. Semoga kita diberi kelapangan rezeki yang halal, berkah, sekaligus bermanfaat, baik manfaat untuk diri sendiri maupun orang lain. Wallohu a’lam bis-shawaab

Post a Comment

Budayakan Komentar Santun, Budayakan Rasa Terima Kasih

Previous Post Next Post