Ibu
Yang masih keluar dari mimpi
Mewudhukkan debu debu kecil
Kau sujud saat subuh menyapa pertama kalinya
Meng-Isyarat sebuah hidmat
Mulailah menyala tungku yang menanti ihktiarmu
Tuk Memperbesar tiang dari pasak
Meski medan sulit, harus mendaki bukit bahkan menyebrang lautan sekalipin
Menggali Lubang lubang semut yang membungkus rantingmu
Menyumbang butir butir bening harapan
Mengadakan pertemuan
Jadi sungai berjatuhan
Matahari jatuh di selangkangan bambu
dan retaklah atap sang malam
Terus memanah tanpa lelah
Tambah siang semakin menikam dengan teriknya
Ibu
Antara dhuhur dan ashar
Digelar pengajuan kecil kecilan kepada Sang Rabb
Rabb Penguasa Alam Semesta dan keadaan
Menghibur sendiri dan mendokan nasib
Dengan syukur dan tabah
Menanti pelunasan janji
Yang pasti walau belum ditepati
Atau tabungan dan bekal perjalanan
Setelah usia titipan
Sampai pada pertanggung jawaban
Ibu
Antara magrib dan isyak
Lidahmu jadi pahlawan
Mendidik dan membuang batu
Dari naluri dan nurani
Anak anak dangkal yang nakal
Menta’arrufkan lalu lintas dan jalan
Mendoakan agar mudah sampai tujuan
Ibu
Ada kesetian denyut berikhtiar
Sambil tawakkal dan mengangkat tangan
Merayu rayu anugrah tanganNya
Tags
PUISI